Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 02 Januari 2011

Rutin Jalan Kaki agar Tak Pikun

Jika anda tak ingin musah pikun, rajin-rajinlah berjalan kaki. sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan AS menemukan bahwa jalan kaki sejauh tujuh kilometer secara teratur selama seminggu dapat mengurangi resiko terserang penyakit.

Berjalan kaki secara teratur dapat memeprkuat kinerja otak pada bagian memori, yang akan sangat berguna bagi para penderita Alzheimer. Hal tersebut terbukti pada penelitian yang dilakukan Universitas Pittsburg di Pennsylviana.
Studi melibatkan 299 orang dewasa yang sehat dengan penurunan fungsi kognitif ringan. Setelah berjalan kaki secara teratur selama satu minggu, para peserta penelitian dicek dengan teknik pemindaian MRI dan ditemukan adanya perbaikan volume otak pada semua peserta.
Hasil studi tersebut dipresentasikan pada pertemuan tahunan masyarakat radiologi Amerika Utara (the Radiological Society of North America-RSNA). "Alzheimer adalah penyakit yang merusak jaringan otak dan memakan memori secara perlahan. Sayangnya sampai saat ini belum ditemukan obat maupun penanganan untuk penyakit ini. Kami berharap penemuan kami dapat memberikan alternatif serta membantu para penderita Alzheimer." Ujar Dr. Cyrus Raji, ketuaa peneliti.

Raji mengakui, berjalan bukan obat penyembuh Alzheimer. Namun berjalan bisa memperbaiki daya tahan otak terhadap serangan penyakit itu dan bisa mengurangi hilanya memori.

Sumber : Suara Merdeka

Teori belajar kogntif

Tidak seperti halnya perspektif behavioris dimana perilaku manusia tunduk pada peneguhan dan hukuman, pada perspektiif kognitif ternyata ditemui tiap individu justru merencanakan respon perilakunya, menggunakan berbagai cara yang bisa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang berfikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal ini menjadi pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang jenis pengetahauan dan memori.
A. Jenis Pengetahuan
Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu kepada situasi belajar. Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga bagian yaitu :
a. Pengetahuan Deklaratif
b. Pengetahuan Prosedural, dan
c. Pengetahuan Kondisional.

a. Pengetahuan Deklaratif
Yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual. Pengetahuan deklaratif rentangnya sangat beragam, bisa berupa pengetahuan tentang fakta (misalnya, bumi yang berputar mengelilingi matahari dalam kurun waktu tertentu), generalisasi (setiap benda yang dilempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena adanya gravitasi). Pengalaman pribadi (apa yang akan diajarkan oleh guru sains secara menyenangkan) atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan pada pecahan maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu).
b. Pengetahuan Prosedural
Yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya “pengetahuan bagamaina”. Menyatakan proses penjumlahan atau pengurangan pada bilangan pecahan menunjukkan pengetahuan deklaratif, namun bila siswa mampu mengerjakan perhitungan tersebut maka dia sudah memiliki pengetahuan prosedural.
c. Pengetahuan Kondisional
Yaitu pengetahuan dalam hal “kapan dan mengapa” pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural digunakan. Dalam menyelesaikan persoalan perhitungan kimia misalnya, siswa harus dapat mengidentifikasi terlebih dahulu persamaan apa yang perlu dipakai (pengetahuan deklaratif) sebelum melakukan proses perhitungan (pengetahuan prosedural). Pengetahuan kondisional ini jadinya merupakan hal yang penting dimiliki siswa, karena menentukan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat.

Hal yang sangat penting bagi guru untuk mengidentifikasi jenis pengetahuan ini ketika mengajar. Mempelajari informasi tentang pokok bahasan tertentu tidak selalu menyebabkan siswa akan menggunakan informasi tersebut. Tidak juga latihan menyelesaikan banyak soal pada topik bahasan tertentu akan membantu mereka memahami satu prinsip lebih mendalam. Mengetahui sesuatu topik, mengetahui prosedural penyelesaian masalah serta tahu kapan dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut adalah hasil belajar yang berbeda-beda yang tentu saja ini perlu diajaakan dengan cara yang berbeda pula.

B. Model Pengolahan Informasi
Untuk menggunakan ketiga jenis pengetahuan tersebut tentunya kita harus mengingatnya dengan baik. Model pengolahan informasi merupakan salah satu model dari perspektif teori belajar ini yang menjelaskan kerja memori manusia sesuai dengan analogi komputer yang memiliki tiga macam sistem penyimpanan ingatan yaitu memori sensori, memori kerja, dan memori jangka panjang.
a. Memori Sensori
Memori sensori adalah sistem yang bekerja seketika melalui alat indera dimana seseorang memberikan arti kepada stimuli yang datang dinamakan persepsi. Arti yang diberikan berasal dari realitas objektif serta dari pengetahuan kita sebelumnya. Contohnya, suatu simbol “I” akan dipersepsi sebagai huruf alpabet tertentu kalau kita menggolongkannya dalam urutan j, k, l, m; namun dalam kesempatan yang berbeda seperti I, 2, 3, 4 maka symbol yang sama bermakna angka satu. Bagi seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang angka atau huruf maka simbol itu tidak akan bermakna apapun. Memori sensori tidak bekerja untuk simbol saja namun juga dalam hal warna, bau, suara, gerakan, suhu dan lainnya yang semuanya harus dipersepsi secara simultan. Namun karena keterbatasan kemampuan kita hanya dapat memfokuskan pada beberapa stimuli saja dan mengingkari yang lainnya.
b. Memori Kerja
Memori kerja adalah tempat dimana informasi baru ini berada dan digabungkan dengan pengetahuan yang berasal dari memori jangka panjang. Kapasitas memori ini sangat terbatas, dari berbagai eksperimen kapasitas yang dapat disimpan sekitar lima sampai sembilan hal baru dalam satu waktu. Hal lainnya dalam memori kerja ini adalah waktu yang digunakannya hanya sekitar 5-10 detik saja, namun walaupun begitu waktu tersebut sangat cukup misalnya untuk mengingat dan memahami apa yang anda baca dalam bagian awal kalimat ini sebelum mencapai akhir kalimat. Tanpa adanya memori kerja seseorang tidak akan bisa memahami susunan kata dalam satu kalimat dan gabungan antara kalimat yang berdekatan.

c. Memori Jangka Panjang
Informasi memasuki memori kerja dengan cepat, namun untuk dapat dismpan di dalam memori jangka panjang membutuhkan usaha tertentu. Dalam memori jangka panjang ini berbagai informasi disimpan dan dihubungkan dalm bentuk gambaran dan skema, suatu pola struktur data yang membuat kita bisa menggabungkan informasi kompleks yang sangat besar, membuat kesimpulan dan memahami infformasi baru. Bila memori kerja sangat terbatas, namun kapasitas memori jangka panjang dapat dikatakan hampir tak terbatas.
Secara teoritis walaupun seseorang mampu untuk mengingat sebanyak yang dia inginkan namun tantangannya justru adalah memanggilnya yaitu mendapatkan informasi yang tepat sesuai keinginan.


Terdapat tiga jenis memori jangka panjang yaitu episodik, prosedural, dan semantik. Episodik adalah jenis memori yang berhubungan dengan informasi pada waktu dan tempat tertentu, khususnya ingatan yang bersifat pribadi. Memori ini bersifat teratur, contohnya seseorang bisa menceritakan detail percakapan, atau jalannya cerita dari satu film.
Memori yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu disebut memori prosedural. Untuk mempelajari suatu prosedur seperti mengendarai sepeda, namun setelah dipelajari pengetahuan ini dapat terus diingat dalam waktu yang lama. Sedangkan semantik memori adalah memori untuk pemahaman yaitu memori untuk konsep, prinsip dan hubungannya.